2013 Hong Kong Cosmopolitan City

Latar Belakang Rencana Kepergian

Viow of Hong Kong City, From Star Ferry harbour
View of Hong Kong City, From Star Ferry harbour

Dengan perencanaan sejak 6 bulan sebelumnya akhirnya berlalu sudah liburan 3 hariku di Hongkong, 1 hari di Macau dan 2 hari di Mallaca. Sebenarnya dari mana sih ide ini hmm… awalnya aku hanya flashback mengingat tahun lalu liburan akhir tahun ber-ziarah di Taiwan bersama teman-teman yayasan rasanya menyenangkan sekali setelah beberapa tahun sebelumnya aku selalu melewati akhir tahun di Jakarta dengan jalan-jalan from mall to mall dan berfoto-foto di dekorasi-dekorasi Natal di setiap mall yang ada, atau menonton kembang api dari atas gedung yayasan di lantai 5 sambil barbeque bersama teman-teman,.. bukan berarti tidak menyenangkan namun rasanya jika melewati akhir tahun dengan acara yang sama secara berturut-turut akan bosan juga 😦 . Tiba-tiba terpikirkan.. eh..kenapa tidak merencanakan liburan akhir tahun sendiri saja ke negara asing pasti akan seru dan jadi pengalaman yang tak terlupakan, lalu mulailah sejak itu sekitar 5 bulan yang lalu aku melakukan survey kira-kira negara mana yang cukup menarik untuk dikunjungi dan tentunya secara transportasi dan akomodasi sesuai dengan budget 😀

Setelah melakukan beberapa survey tercetuslah ide untuk ke Hong Kong – Macau – Melaka, ini akan menjadi pengalaman pertamaku jalan-jalan di negeri lain yang masih asing tanpa kenalan atau sanak saudara yang akan menjadi Guide disana. Beberapa pertimbangan-ku memilih Hong Kong – Macau seperti ini:

1. Bahasa
Penduduk Hongkong memang berbahasa Kanton namun mereka juga bisa berbahasa mandarin dan inggris sehingga rasanya tidak akan terlalu sulit dalam berkomunikasi. ( Walaupun mandarin aku hanya bisa sedikit listening saja setidaknya Inggris lumayan )

2. Transportasi
Menurut info dari teman sistem MTR di Hong Kong mirip sekali dengan sistem MRT di Singapore sehingga jika sudah terbiasa dengan MRT Singapore tidak akan sulit membaca jalur MTR Hong Kong. ( oh iya.. MRT di HK disebut MTR karena nama company penyedianya adalah MTR, jadi bukan karena kesalahan penulisan )

3. Tiket Pesawat Murah
Sebenarnya harga tiket yang kami beli tidak bisa dikatakan murah jika dibandingkan dengan harga tiket dengan tujuan sama saat low season. Namun 2,6 juta Jakarta – Hong Kong, by Tiger Air single trip directly disaat High Season, bagiku sudah cukup murah mengingat tahun lalu ke Taiwan di season yang sama tiket PP 7,2 juta by China Airlines -_-; padahal secara jarak antara Jakarta-HK dan Jakarta-Taiwan sama, perjalanan juga sama-sama memakan waktu 4,5 jam

4. Informasi yang mudah di dapat
Mendapatkan informasi mengenai HK sangat mudah sekali di internet.. dari public transportation, tempat wisata, penginapan sampai peta jalur MTR & bus sudah memiliki official websitenya sehingga sebagian dapat dipesan secara online.

Selain itu saat ini banyak sekali operating system yang menyediakan apps mengenai HK baik untuk android maupun ios. Sebagai tambahan informasi saya juga membaca blog teman-teman lain yang sudah berpengalaman backpack ke HK dan ternyata informasi yang mereka share melalui blog benar-benar sangat membantu sekali dan sangat akurat.

5. Event & SALE
Menurut info teman mendekati akhir tahun hampir disemua mall sale…sale.. and sale!!! 🙂 sebagai perempuan berseri-seri rasanya mendengar kata-kata SALE. Setelah mempertimbangkan hal-hal diatas mulailah aku membuat itinerary sendiri, jika teman-teman mau lihat rencana yang ku buat sebelum pergi bisa download dibawah ini:

Download Fika’s Tour HK-Macau-Melaka.pdf

download

Dari itinerari di atas kira-kira 90% berjalan sesuai planning, lalu hal apa saja yang membuat beberapa hal berada diluar dari rencana?? bisa dilihat lewat ceritaku dibawah ini ya 🙂

Day 1, Our First Step in Hongkong (20-12-13)

Kami ( me & my older sister ) memulai perjalanan dengan pesawat tiger air tanggal 20 Desember 2013 pukul 12.50 WIB pagi (benar-benar pagi-pagi buta) dan jika disesuaikan dengan jadwal maka kami akan tiba pada pukul 6.30 pagi waktu Hong Kong, dimana waktu di HK adalah satu jam lebih cepat dari di Indonesia. Sebenarnya aku memesan tiket untuk keberangkatan tgl 19, pukul 10 malam tapi satu bulan kemudian mendapat email konfirmasi dari Tiger Air bahwa penerbangan diundur menjadi tgl 20 pukul 12.50 dan mereka meminta konfirmasi dari kami apakah setuju atau tidak dengan perubahan jadwal tersebut. Oh.. tentunya aku langsung setuju … kenapa? karena jika kita berangkat seperti rencana sebelumnya jam 10 malam maka akan tiba di HK jam 2 pagi dimana transportasi di HK sudah tidak beroperasi kecuali taxi (mahal), dengan diundurnya menjadi pukul 12.50 maka kami akan tiba di HK 6.30 pagi dimana seluruh public transportation sudah mulai beroperasi.

Setelah 4,5 jam perjalanan tibalah kami di HK sesuai dengan jadwal yaitu pukul 6.30 pagi, takjub dengan HK International Airport yang ternyata sepagi itu sudah ramai sekali.. entah karena mendekati hari libur Natal dan Tahun baru atau memang kondisinya selalu seperti itu ya?!?

CMHK
sim card CMHK yang ku beli di Hong Kong seharga 80 HKD

Hal pertama yang kami lakukan setelah tiba adalah mencari “octopus card“, semacam kartu “ezlink” di singapore yang dapat digunakan untuk membayar bus, MTR & Ferry dalam kota. Harga kartu tersebut 150 HKD dimana 50HKD -nya digunakan sebagai deposit yang dapat diambil saat kita mengembalikan kartu setelah selesai menggunakan. Kedua adalah menuju 7Eleven untuk membeli Simcard, karena takut tersesat mengandalkan koneksi internet untuk mencari jalan melalui google maps. Selanjutnya kami mencari terminal Bus dari bandara, kita sempat berputar-putar selama 35 menit mencari-cari dimana terminal bus berada ternyata dari middle escalator tinggal lurus saja keluar lalu berjalan ke arah kanan sudah terlihat pier tempat perhentian bus.

Kami naik bus no. A21 yang mengarah ke daerah Tsim Tsa Tsui, Nathan Road dan berhenti di stop ke-14 lama perjalanan kurang lebih satu jam dalam kondisi lalu lintas lancar. Tempat perhentian ini sangat dekat dengan beberapa Guest House dan Hotel, sebut saja Chung King Mansion (tempat kami menginap), Mirador Mansion, Holiday Inn Hotel & Sheraton Hotel letak gedungnya pun berada dalam barisan yang sama dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak heran jika anda akan melihat banyak sekali orang berlalu lalang di Nathan Road ini sambil membawa koper & ransel.

Chung King Mansion
Front Gate Chung King Mansion
Kamar minimalis (minim abis) di Gusethouse HK
Kamar minimalis (minim abis) di Gusethouse HK

Akhirnya kami sampai di Carlton Guesthouse yang berada di lantai 15 Chung King Mansion, jujur beberapa hal membuatku sedikit shock saat tiba di mansion ini. Sekitar 4 lantai di gedung Chung King Mansion ini digunakan sebagai tenant-tenant (kalau di Indo Semacam ITC). Pertama melangkahkan ke pintu masuk yang kami lihat hampir 60% penjaga tenant-nya orang African-America (berkulit hitam legam) dan sebagian lagi orang India, rasanya seperti berada di tanah abang he..he…tapi setelah naik ke atas dalam area Guesthouse sedikit lebih tenang karena banyak backpacker dari beberapa negara asia seperti Jepang, Singapore, China banyak menginap disana juga. Walaupun sempat ada bule yang berkomentar tempat tersebut tampak seperti tempat drug dealer, tapi segala kebutuhan orang asing dapat ditemukan disana, money changer, tempat penjualan tiket amusement park yang lebih murah (karena sudah bekerjasama) dibandingkan beli on the spot atau online, sim card berbagai negara, bahkan ada tempat penyewaan jacket winter, pokoknya komplit, tidak heran kalau banyak low budget traveler yang memilih menginap disini.

Shock kami yang kedua adalah saat melihat kamar kami di Carlton Guesthouse, tidak lebih besar dari kamar kost-ku padahal kamar itu untuk berdua :(. Jika dibandingkan dengan Guesthouse yang ada di Singapura dengan harga yang kurang lebih sama jelas kamar kami disini hanya tampak seperti kandang. Namun what u expect from a low cost guesthouse, lagipula kami hanya akan numpang tidur saja disini yang terpenting adalah kamar ini cukup bersih, ada kamar mandi dalam plus water heater & handuk kami diganti sehari sekali.

Jalan dari Avenue of the stars menuju Harbour City
Jalan dari Avenue of the stars menuju Harbour City

Sampai di Guesthouse kurang lebih pukul 11 siang, kami beristirahat dulu sampai jam 12 baru melanjutkan perjalanan ke Avenue of The Stars yang dapat ditempuh dengan jalan dari Tsim Tsa Tsui hanya 10 menit saja. Dengan mengandalkan video petunjuk dari youtube sebagai pengarah jalan, kami sampai dengan cepat tanpa tersesat. Ternyata di siang hari di Avenue of The Stars ini sangat ramai oleh turis, bahkan kami tidak berkesempatan berfoto dengan Statue Bruce Lee yang sangat iconic itu karena sangat ramai semua orang ingin berfoto disana. Akhirnya kami memutuskan untuk kesana lagi nanti di hari ke-4 pagi hari sebelum berangkat ke Kuala Lumpur, mengingat penerbangan kami pukul 13.20, kami masih punya banyak waktu nanti.

Dari Avenue of The Stars kami jalan terus ke arah kiri ke Harbour City makan siang sebentar di McD (coba Red Been Pie – enak dan murmer) lalu menuju terminal Star Ferry untuk menyebrang dari Kowloon Island ke Hong Kong Island dimana Victoria Peak berada. Untuk menuju HK island sebenarnya dapat menggunakan jalur darat menggunakan MTR, namun rute kami sesuai planning lebih memudahkan dengan naik Ferry.

Sampai di HK island kami langsung menyebrang dari pelabuhan menuju terminal bus dan mencari Bus no. 15C menuju The Peak Tram, setelah menganalisa kembali di terminal tersebut kami melihat tidak ada perhentian Bus untuk no. 15 C, akhirnya bertanya pada salah satu orang disana ia mengatakan disana tidak ada Bus no.15 C, dia menyarankan kami untuk naik MTR saja sampai Central. Karena sudah jam 2 siang daripada habis waktu karena tersesat untuk menghemat waktu kami naik taxi saja dan rela keluar biaya 28 HKD, Ini adalah salah satu hal yang diluar rencana kami. Sampai di The Peak Tram kami melihat Bus no.15C disana spontan aku berteriak…ah… itu dia Bus-nya memang benar ada hanya saja dari Ferry terminal tadi sayang kita tidak bisa menemukan pier-nya.

The Peak Tram

The Peak Tram, Hong Kong
The Peak Tram

Antrian The Peak Tram dimusim liburan seperti ini ternyata luar biasa panjang-nyaaaa…… kami mengantri 1 jam untuk naik Tram sampai ke The Peak, namun sepertinya pihak Pengelola sudah  mengantisipasi hal tersebut, karena jika kita lihat sepanjang tempat mengantri pada sisi kanan terdapat “Peak Tram Historical Gallery” mirip seperti museum mini yang berisi cerita-cerita mengenai asal usul kendaraan Tram di HK, sambil menunggu antrian anda dapat memanfaatkan waktu untuk membaca sejarah mengenai transportasi Tram di Hong Kong ini dilengkapi dengan benda-benda peninggalan abad ke 19-20 sejarah Tram Hong Kong.

Bagi kami menunggu 1 jam cukup worthed karena jika dipikirkan kembali naik Tram yang menanjak ke bukit dengan kemiringan ±45° lalu bisa melihat kebawah pemandangan kota Hong Kong yang indah, benar-benar sangat seru,  hanya bisa ditemukan disini saja :D.

Madame Tussauds

Madamme Tussauds
Ticket Madamme Tussauds HK bisa jadi voucher discount 20% di Madamme Tussauds Bangkok

Sampai The Peak tujuan utama kami adalah Madame Tussauds, ternyata Madame Tussauds di HK bekerja sama dengan Madame Tussauds Bangkok, pada ticketnya tertulis jika ditunjukan saat berkunjung ke Madame Tussauds di Bangkok mendapat discount 20% dan tidak ada expired date, kebetulan adik-ku ada planning ke Bangkok nanti jadi benar-benar harus dimanfaatkan. Awal masuk ke Madame Tussauds akan disambut dengan Jacky Chan (patung lilin), disini anda akan difoto dan tidak diperkenankan memotret sendiri, foto Tersebut dapat di tebus saat pulang nanti dengan menyerahkan kupon yang diberikan saat selesai berfoto dan tentunya harus bayar..ha…ha…lucunya di Madame Tussauds tidak hanya artist dan tokoh-tokoh dunia saja dibuat patung lilin tapi tokoh-tokoh super hero & kartun pun ada, Doraemon, Astro Boy, Three Little Pig, Hello Kitty, Hulk, Iron Man, Monkey King.

Inside Madamme Tussauds
Inside Madame Tussauds, Jacky Chan, Andy Lao, Jay Chow, Donnie Yen, Einstein, Mahatma Gandhi, Little Pig

Keluar dari Madame Tussauds kami langsung menuju toko souvenir beli cenderamata untuk oleh-oleh kemudian menebus Foto bersama Jacky Chan & Sun Go Kong, Donie Yen sayang kalau dilewatkan mengingat patung Donie Yen hanya ada di Madame Tussauds HK saja jadi rasanya exclusive.

The Peak Galleria

Christmas Decor @ The Peak Galleria
Christmas Decor @ The Peak Galleria

Setelah puas di Madame Tussauds kami menghabiskan waktu untuk berkeliling di The Peak Galleria, rasanya tepat sekali pergi mendekati Natal dan Tahun Baru, dekorasi disana cantik-cantik tentunya sangat mengundang kami untuk ber-narsis ria :D. Setelah makan malam dan keliling-keliling sekedar window shopping sengaja menghabiskan waktu sampai gelap agar saat turun dari The Peak menggunakan Tram pemandangan kota HK yang kami lihat nanti adalah pemandangan malam hari dimana lampu-lampu gedung berkelap-kelip indah. Sampai di bawah kami langsung mengantri di Bus stop no.15C, tapi..ternyata… HK itu macet juga seperti Jakarta kami cukup lama menunggu bus no.15C yang tak kunjung datang padahal antrinya sudah sangat panjang. Lalu mencoba untuk naik taxi.. tapi tidak jadi karena macet mereka menggetok harga 400HKD sampai Tsim Tsa Tsui ( yang benar saja …!!! sekitar Rp 624.000 ) tidak heran banyak orang yang sudah mengantri di pool taxi pindah antrian ke Bus. kurang lebih setengah jam kemudian datanglah Bus yang kami tunggu-tunggu. Sampai di pelabuhan Star Ferry kami baru menyadari kesalahan kami saat pergi tadi, ternyata terminal Bus 15C ini ada disebelah kiri pelabuhan dan harus jalan lagi sekitar 10 menit bukan tepat di seberang pelabuhan.

Simfony of Lights

Symfony of Lights, Hong Kong
Symfony of Lights, Hong Kong

Sampai di Harbour City kami berencana langsung balik ke guesthouse, tapi keramaian pada malam itu disana membuat kami penasaran. Ternyata aku baru ingat kalau setiap jam 8 malam di Harbour City ada pertunjukan “Simfony of Lights” dan saat kami tiba disana adalah pukul 8 kurang 10 menit. Benar-benar timing yang sangat tepat sekali tentu saja tidak mau kami lewatkan. Simfony of Lights adalah pertunjukan yang bisa dilihat dari Harbour City menampilkan cahaya-cahaya lampu dari gedung-gedung di HK mengikuti irama musik yang diputar. Jika Dancing Fountain adalah air mancur menari mengikuti irama musik, maka Simfony of Lights adalah lampu-lampu gedung mengikuti irama musik. Yang tidak terbayang oleh kami adalah bagaimana ya cara mereka mengkoordinasikan para crew-nya untuk mendapatkan timing yang tepat sesuai irama dari satu gedung ke gedung lainnya dan memainkan lampu-lampu tersebut ?!?!? Luar biasa !!!

Perjalanan kami di hari pertama berakhir sampai disini, pulang ke hostel kami segera beristirahat karena harus recharge energi untuk perjalanan besok pagi ke Macau.

Day 2, Going to Macau (21-12-13)

Karena aku mengategorikan pengalaman trevelku berdasarkan negara yang dikunjungi maka untuk melihat kisah perjalanan kami di Macau silahkan click banner dibawah ini 🙂

East_meet_west_Macau

Day 3, Lantau Island (21-12-13)

Suhu di Tsim Sha Tsui East, saat itu. Bandingkan dengan suhu di Lembang.
Suhu di Tsim Sha Tsui. Bandingkan dengan suhu di Lembang.

Setelah semalam kembali dari Macau di hari ketiga ini East Tsim Tsa Tsui tempat kami menginap cuaca terasa lebih dingin, setelah kami check melalui yahoo weather ternyata suhu turun menjadi 8°C, jika dibandingkan dengan waktu awal kami sampai adalah 12°C. Ew.. rasanya enggan melepaskan diri dari selimut …namun mengingat hari ini planning kami adalah mengunjungi Giant Buddha di Ngong Ping Village dan lanjut ke Disneyland.. yosh!!! semangat kami mulai tumbuh kembali.

Oh iya disamping ini screenshoot yang saya ambil saat mengecheck suhu disana, terkadang banyak teman bertanya seperti apa sih winter di negara 4 musim? dinginnya seperti apa? disana bersalju nggak? Jika anda merasa Lembang adalah wilayah terdingin di Indonesia maka suhu di Lembang saat itu hanya 24°C. Baik Hong Kong maupun Taiwan tidak turun salju saat winter, tapi jangan coba-coba berpakaian santai seperti di Lembang ya…bisa lihat sendiri khan perbedaan suhu-nya sangat jauh.

Pukul 8 pagi kami keluar dari Hostel menuju stasion MRT terdekat, sempat kebingungan sesaat karena pintu masuk MTR di area Tsim Tsa Tsui banyak sekali tapi ternyata semua mengarah ke stasiun yang sama, sebelum pergi saya sudah mendownload apps China Metro di ipad “trust me this apps is very helpfull” di apps ini tersedia beberapa jalur kereta diseluruh wilayah china termasuk HK salah satunya, yang paling aku suka adalah informasi yang diberikan apps ini bukan hanya jalur dan nama stasiunnya saja tetapi juga info tentang berapa interchange yang harus kami lewati untuk sampai tujuan, harga tiket sampai durasi yang ditempuh dan semuanya benar-benar akurat.

Crystal Cabin Cable Car

Hong Kong, Crystal cabin Cable Car, Lantau Island, Ngong Ping Village
Naik Crystal Cabin Cable Car seruuu…!!!

Sampai di stasiun Tung Chung kami mengikuti petunjuk arah bergambar Cable Car, cable car adalah salah satu alat transportasi tercepat menuju Ngong Ping Village jika anda takut dengan ketinggian dapat naik Bus no. 23 yang berhenti langsung di pintu area menuju Giant Buddha namun durasi yang ditempuh lebih lama yaitu 1 jam.

Ada beberapa pilihan cable car yang bisa menjadi alternatif anda, Standard Cable Car , Crystal Cabin Cable Car ( lantai cable car terbuat dari kaca sehingga dapat melihat pemandangan dibawah ) dan Private Cable Car ( anda tidak akan digabung dengan pengunjung lain ). Awalnya kami berencana mengambil standard Cable Car karena harganya jauh lebih murah tapi mengingat dulu menonton Running Man (reality show korea) team mereka pernah naik Crystal Cabin Cable Car di HK rasanya lebih seru, akhirnya kami rela mengeluarkan kocek lebih untuk mendapatkan pengalaman ini lagipula sepertinya Cable Car dengan lantai kaca hanya ada di HK saja.

Cable Car ini melewati beberapa gunung dan memakan waktu 30 menit untuk sampai di Ngong Ping Village, awalnya sedikit deg-deg kan tapi ternyata setelah sampai di atas karena takjub dengan pemandangan sekitar lupa dengan rasa takutnya.

Ngong Ping Village

salah satu mascot toko di Ngong Ping Vilage
salah satu mascot lucu toko di Ngong Ping Village

Setelah cable car mendarat tibalah kami di Ngong Ping Village, dari pintu masuk anda akan disambut oleh toko-toko dan resto dengan mascot yang lucu-lucu jika anda memaksa untuk berfoto dengan seluruh mascot yang ada disana mungkin waktu setengah jam tidak akan cukup. Sebuah toko souvenir membuat kami betah disana belanja selama satu jam, dan keluar dengan shopping bag besar. Setelah puas berkeliling saatnya melanjutkan perjalanan menuju Giant Buddha, dibawah Tangga menuju Giant Buddha anda akan ditawarkan untuk membeli kupon makan vegetarian di Po Lin Monastry, karena saya seorang vegetarian tempat ini terasa seperti surga akhirnya saya bisa kembali makan nasi dan sayur setelah beberapa hari ini hanya makan roti, susu, pie dan jagung rebus, karena masakan disana banyak menggunakan minyak babi walaupun menu sayuran jadi tidak berani makan. Meskipun kupon vege tersebut terhitung sangat mahal seharga 78 HKD/orang tapi biasanya sih hitung-hitung beramal kebutuhan vihara, kupon tersebut dapat digunakan pada hari itu saja dengan batas waktu sampai jam 4 sore.

Giant Buddha at Ngong Ping Village
Giant Buddha at Ngong Ping Village

Karena masih jam 11.30 kami memutuskan untuk naik keatas Giant Buddha terlebih dahulu, sama seperti di Taiwan dan daerah China Lainnya hampir seluruh vihara dibangun sangat tinggi dan untuk mencapainya harus melalui anak tangga yang sangat banyak, mengapa demikian? saya sudah pernah menceritakan filosofinya pada tulisan perjalanan saya ke Taiwan Heart of Asia he..he..:D

Vegetarian dishes at Po Lin Monastry
Vegetarian dishes 78 HKD

Setelah menaiki anak tangga dan sampai diatas ternyata tidak hanya terdapat tempat berpuja bakti saja tetapi juga ada toko dan rumah abu, boleh dikunjungi namun dilarang untuk memotret atau record. Disinilah kami menemukan abu Anita Mui (artist HK seangkatan dengan Jacky Chan) disemayamkan, didepan papan nama Anita Mui banyak berbagai foto dan ucapan belasungkawa dari para penggemar-nya.  Setelah puas berfoto dan berdoa sambil mengelilingi rupang Buddha kami turun dan segera menuju Po Lin Monastry untuk makan hidangan vegetarian :). Selesai makan sudah jam 2 siang segera kami naik bus kembali ke stasiun MTR Thung Cung dan menuju Sunny Bay untuk berangkat ke Disneyland.

Disneyland

Kereta dari Sunny Bay menuju Disney Land
Kereta dari Sunny Bay menuju Disney Land

Kereta dari Sunny Bay menuju Disneyland sangat lucu sekali, jendelanya berbentuk mickey, kursinya seperti sofa, bahkan hadle-nya pun berbentuk kepala mickey, selain itu disetiap gerbong terdapat patung-patung tokoh Disney seperti mickey, tinker bell, jimmy cricket, goofy dll. Sampai di Disneyland karena sudah agak sore sudah pukul 4 kami bergegas masuk tentunya tidak lupa berfoto dulu. Ternyata kami masuk diwaktu yang tepat 15 menit lagi akan diadakan parade Disney, tidak ada kata-kata lagi yang dapat kami ucapkan selain “All the Disney Character.. they are so cute…..” jika ingin melihat video parade-nya sudah saya masukan dalam video kompilasi perjalanan kami dibawah tulisan ini 😀

Area Toy Story yang baru saja dibuka di Disneyland Hong Kong
Area Toy Story yang baru saja dibuka di Disneyland Hong Kong

Di Disneyland kami tidak bermain wahana yang cukup thriler karena hari semakin sore dan cuaca semakin dingin saja, Jika anda suka wahana santai bisa ke area Pooh dan Mickey jika anda suka permainan Thriller pergilah ke area Toy Story & Grizzly Bear. Jam 7 malam kami memutuskan pulang karena dinginnya sudah tak tertahankan lagi, sebelumnya sempat belanja dan melihat salju buatan sebentar di area pertokoan 😀

Sebelumnya kami berencana untuk mampir ke ladies market, tapi setelah seharian berjalan ditambah naik dan turun anak tangga yang tinggi di Giant Buddha, rasanya sudah tidak sanggup lagi kalau harus berjalan lebih jauh, perjalanan kami berakhir untuk hari ke-3 ini.

Day 4, Last Day in Hong Kong (23-12-13)

Avenue of the stars
Foto Bersama Bruce Lee, mission accomplished

Ingat cerita kami sebelumnya kalau saat tiba di Avenue of The Stars di hari pertama kedatangan kami hari sudah terlalu siang sehingga sangat ramai dan kami tidak sempat berfoto dengan icon HK statue Bruce Lee. Sesuai rencana di hari ke-4 ini kami kembali kesana pagi-pagi jam 8 sebelum keberangkatan kami jam 1 siang nanti ke KL.

Avenue of The Stars & Harbour City

Sesuai harapan lokasi masih belum ramai bahkan kami masih sempat mencari telapak tangan Jet Lee, Jacky Chan, Chow Yun Fa, Aron Kwok & Nicholas Tse di Star of Fame. Dari Avenue of The Stars kami jalan lagi menuju Harbour City, mengingat pada hari kepulangan kami dari The Peak dihari pertama sempat melihat keramaian di area sana karena penasaran pagi ini kami kembali kesana dan ternyata menemukan Pameran Disney oleh Toys Are Us, dan dekorasi natal disana benar-benar cantiiiikkkkk sekali, tidak heran kalau malam itu ramai sekali dan sebagian besar yang berkunjung memang hanya berfoto-foto saja.

Star of Fame Nicholas Tse
Star of Fame Nicholas Tse

Menjelang pukul 10 pagi kami balik ke area Tsim Tsa Tsui dan menemukan toko-toko sudah mulai buka, karena hari sebelumnya tidak sempat mampir ke Ladies Market dan Causeway bay, iseng-iseng berjalan di sana pun ternyata banyak toko-toko menjual souvenir HK dan produk-produk fashion HK lainnya. Karena selama 3 hari ini kami selalu pulang malam dan kelelahan sehingga tidak benar-benar memperhatikan sekitar tempat kami tinggal -_-; yang kuingat hanya banyak melewati toko-toko yang menjual barang elektronik.

Christmas with Toys're Us in Harbour City, Hong Kong
Christmas with Toys’re Us in Harbour City, Hong Kong

Setelah jam 11 siang kami check out dan langsung menuju bandara, kali ini kami tidak naik bus tapi mencoba naik MTR sampai Tsing Yi dan lanjut dengan Airport Express sampai Bandara. Tiket Airport Express bisa menggunakan Octopus Card dengan biaya 60HKD dari stasiun Tsing Yi, jika anda naik dari stasiun Central harganya akan berbeda dan lebih mahal karena secara jarak juga lebih jauh. Airport Express berbeda dengan MTR, transportasi ini khusus dibuat untuk menuju bandara, susunan kursinya lebih mirip bus pariwisata, tempat duduknya empuk dan nyaman, juga sudah disediakan space khusus untuk meletakan Travel Bag anda. Begitu sampai di bandara keluar pintu kereta sudah ada yang menyediakan troley untuk anda dan free karena bagian dari fasilitas.

Hong Kong International Airport

HKIA, bandara yang mengapung di atas laut
HKIA, bandara yang mengapung di atas laut

Setibanya di terminal 2 keberangkatan HK kami langsung check in dan petugas mengatakan 15 menit lagi kami harus sudah mulai jalan ke bagian imigrasi dan menuju Gate, padahal saya melihat jam masih pukul 12 siang dan penerbangan kami adalah pukul 13.20, namun karena takut ketinggalan pesawat kami menurut saja…alhasil karena waktu terlalu mepet kami tidak sempat mengembalikan octopus card dan mengambil kembali deposit kami 50HKD.

Ticket Aiport Express
Ticket Aiport Express

Satu fakta yang menjadi pengalaman baru bagi kami, ternyata susunan HKIA yang dibangun diatas laut ini sangat complicated sekali, untuk menuju tempat imigrasi dari tempat check in kami harus naik turun escalator beberapa kali, kemudian untuk menuju gate kami harus naik skytrain pindah terminal kemudian  naik.. turun.. escalator lagi dilanjutkan dengan naik bus yang sudah disediakan barulah sampai di Gate tempat kami akan boarding. Petunjuk yang ada di bandara sangat jelas dan anda tidak akan tersesat hanya saja jalan yang harus anda lalui luar biasa complicated dan tidak mengherankan jika anda diminta check in 1 jam lebih awal ha..ha.. perjalanan menuju gate saja sudah hampir 1 jam. saat melalui escalator di lantai yang berlayer layer itu terbayang Harry Potter berada di sekolah Hogwarts, dimana untuk menuju dormitory mereka harus melewati banyak tangga yang bercabang 😛

Kesan kami selama di Hong Kong:

Lucu mendengar komentar from my older Sister saat pertama kali kami tiba di HK, katanya seperti berada di film drama asia dimana orang disana yang cowoknya ganteng-ganteng dan ceweknya cantik-cantik, apalagi mereka sangat modis dalam berpakaian setelah diperhatikan lagi benar juga ya… apalagi disaat winter seperti sekarang high heels boots & long coat-nya membuat mereka tampak kereeen sekali ha..ha.. Masyarakat yang hidup di Hong Kong juga berasal dari berbagai negara, rasanya semua ras baik dari Asia, America dan Europe dapat ditemukan disini :p

Hal yang paling kusuka selama di Hong Kong adalah keteraturannya, ketepatan waktunya dan kebersihannya. Pekerjanya bekerja dengan sangat cepat dan semuanya serba akurat, sebut saja saat kami mengantri beli tiket di The Peak Tram di jalur yang sangat panjaaaaang sekali, dimana tempat kami berdiri terdapat tulisan “You Are 30 minutes from here”, kemudian setelah kami maju lagi beberapa meter terdapat lagi tulisan “You Are 15 minutes from here” tepat 15 menit kemudian kami sudah sampai di depan pembelian tiket The Peak Tram… karena penasaran aku selalu memperhatikan jam dan takjub …. tidak ada delay sedikitpun… benar-benar akurat sesuai petunjuk yang tertulis.

Seandainya bapak gubernur dan wagub kami bisa merapihkan Jakarta sampai seperti itu alangkah bagusnya 🙂 mari kita dukung dan berdoa …

Day 5, Going to Melaka

Akhirnya liburan kami di Hong Kong dan Macau berakhir sampai disini selanjutnya kami akan terbang menuju Kuala Lumpur – Melaka, mau lihat pengalaman kami selama disana click banner dibawah ini

melaka_world_heritage_city

 

Leave a comment