Cool, Breeze & Serene.. Lembang

Bukanlah kunjungan-ku yang pertama kalinya ke lembang, namun kunjungan pertama kalinya bersama teman-teman se-pembina di yayasan, dua hari kemarin kami mengadakan Gathering khusus untuk pengabdi Yayasan Pancaran Metta Paramitta (dibawah Yayasan Guang Ji). Setelah beberapa bulan sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial maupun kegiatan keTuhanan secara nonstop, mulai dari donor darah, pembagian sembako, bazar, perjamuan amal, pembagian makanan di bulan kasih, juga berbagai kegiatan pengembangan jiwa yang diperuntukan untuk anak sekolah pada hari libur. Pada akhirnya tibalah saatnya ketua dan penanggung jawab Yayasan berbaik hati memberikan kami waktu untuk refreshing, merenggakan otot-otot dan membebaskan kami dari tugas selama dua hari ini. Dengan sangat baiknya senior kami memilihkan sebuah tempat tujuan yang tenang, damai, dan sejuk untuk penyegaran…. 🙂 Lembang, Bandung.

(Just Info ingin mengetahui kegiatan Sosial yang Yayasan kami adakan, dapat mengunjungi website yayasan pusat kami www.guangji.org )

Villa Rumah Kayu, Java Joglo

Villa Rumah Kayu Java Joglo

Villa Rumah Kayu Java Joglo

Sejak dibukanya jalur tol dari Jakarta langsung menuju Bandung, perjalanan yang dulu ditempuh selama 4 – 5 jam saat ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 2 jam, namun karena kemudahan inilah justru semakin tahun semakin banyak penduduk Jakarta yang menjadi sangat gemar ke Bandung sehingga menyebabkan jalur yang bisa ditempuh selama dua jam ini pada akhirnya memakan waktu yang sama dengan melewati jalur biasa dimasa lalu :(. Perjalanan yang kami tempuh untuk sampai ke Lembang ini memakan waktu kurang lebih 5 jam termasuk dengan waktu yang dihabiskan untuk beristirahat di rest area.

Taman yang apik di Villa Java Joglo

Taman yang apik di Villa Java Joglo

Setelah melewati jalan yang berliku liku dan naik turun di Lembang akhirnya sampailah kami di tempat penginapan yang sudah di booking oleh senior yaitu Villa Rumah Kayu Java Joglo. Area villa ini tidak terlalu luas jika dibandingkan tempat-tempat outting yang biasa diadakan oleh kantor tempatku bekerja, namun taman-tamannya tertata dengan sangat rapih, pepohonan dan bunga juga tumbuh dengan sangat terawat dan yang paling penting adalah jauh dari keramaian.

Di Villa ini kami menyewa 3 Villa, satu untuk laki-laki terdiri dari 6 double bed, dan 2 Villa bertingkat untuk wanita masing-masing terdiri dari 4 double bed. Setiap kamar dilengkapi dengan satu kamar mandi yang sangat luas komplit dengan water heater.

Setelah beres-beres & makan siang, perjalanan kami lanjutkan ke Floating Market.

Floating Market Lembang

View Floating Market Lembang

View Floating Market Lembang

Awalnya saya kira floating market hanya ada di Thailand saja, ternyata di beberapa tempat di Indonesia juga ada 😛 dan Lembang adalah salah satunya. Tiket masuk ke floating market ini sangat murah hanya Rp.10.000 / person, sampai di pintu utama tiket ini dapat ditukarkan dengan segelas minuman dengan beberapa pilihan kopi dan susu. Selanjutnya anda harus menukar uang dengan koin jika ingin bertransaksi selama berada di dalam floating market ini.

Coin untuk bertransaksi di Floating Market Lembang

Coin untuk bertransaksi di Floating Market Lembang

Floating market di Lembang tidak kalah indah dan bersih dari floating market di Thailand, kabarnya danau di dipasar apung ini adalah danau asli, bukan danau buatan. Tentunya baik di Thailand maupun Indonesia masing-masing memiliki ciri khas dan keunikan-nya sendiri.

Floating Market Lembang ini bukan hanya sekedar pasar tetapi juga merupakan tempat rekreasi bagi keluarga, didalam-nya terdapat beberapa area untuk bermain seperti Taman Kelinci, disini anda dapat masuk dan membeli wortel untuk diberikan kepada kelinci-kelinci, kemudian ada juga kebun strawberry & pumpkin. Di kebun strawberry dengan membayar Rp.30.000,- anda akan diberikan satu kotak seukuran kotak makan dan boleh memetik sendiri sepuasnya strawberry di kebun tersebut sampai kotak yang diberikan full.

Sekilas pandang, View Floating Market di Thailand (2011)

Sekilas pandang, View Floating Market di Thailand (2011), masing-masing negara memiliki ciri khas-nya

Terus berjalan mengitari danau anda akan menemukan kolam angsa, kolam ikan sampai akhirnya mencapai pasar apung, yaitu pasar yang sengaja dibangun diatas danau dimana banyak penjual-penjual makanan diatas perahu menjajakan dagangannya. Berbagai makanan tersedia mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Untuk pengunjung dapat menikmati makanan tersebut sambil bersantai di Sofa yang telah disediakan. Karena kondisi disana sangat ramai dan lokasi pasar apung yang berada di tengah-tengah danau itu tidak terlalu luas, kami tidak terlalu lama berada disana. Setelah membeli makanan ringan yang dapat dikonsumsi vegetarian kami langsung kembali ke tepi danau yang tempatnya lebih luas dan menikmati pemandangan taman-taman lainnya.

Stone Park yang pernah ku kunjungi di Thailand, mirip dengan salah satu taman di lembang

Sekilas pandang Stone Park di Thailand (2011), mirip dengan salah satu taman di floating market Lembang

Setelah melewati pasar apung, sempat melewati gerbang sebuah taman yang saya lihat sekilas agak mirip dengan stonepark yang ada di Thailand & Garden by The Bay Singapore. Di Taman itu terdapat batu-batu alam yang besar dengan bentuk yang unik dan indah, namun untuk masuk ke dalam taman tersebut anda diharuskan membayar dan tiket nantinya dapat ditukarkan dengan minuman. Karena waktu kami cukup terbatas & sebelumnya saya sudah pernah  melihat taman serupa di negara lain, maka untuk saat ini kami memutuskan tidak masuk.

Setelah berjalan berputar mengitari danau jalan yang kami tempuh kembali berakhir di pintu masuk. Setelah mengambil foto bersama untuk kenang-kenangan kami-pun pulang untuk beristirahat.

FLOATING MARKET LEMBANG PHOTO GALLERY

This slideshow requires JavaScript.

Vihara Vippassana Graha

Vippasana Graha tahun 1999, (sulit sekali mengambil angle foto seperti ini sekarang karena bangunan vihara tertutup bangunan aula lainnya)

Vippasana Graha tahun 1999, (sulit sekali mengambil angle foto seperti ini sekarang karena bangunan vihara sudah tertutup bangunan aula lainnya)

Hari kedua, setelah makan pagi dan bersiap-siap untuk check out kami pergi mengunjungi Vihara Vippassana Graha yang hanya ditempuh sekitar 5 menit dari Villa. Sekitar 12 tahun yang lalu saya dan keluarga pernah mengunjungi vihara tersebut tanpa rencana. Vippassana merupakan pusat meditasi yang terletak di lembang tepat disebelah Resort Sapu Lidi. Jika mengingat kunjungan pertama-ku bersama keluarga ke Vihara ini banyak sekali perubahan yang telah terjadi dari lingkungan disebelah kiri kanan jalan menuju Vippasana dahulu masih berupa pepohonan rindang.. saat ini disepanjang jalan sudah dikelilingi oleh berbagai villa dan resort, kemudian di area Vippasana sendiri Belum ada koperasi ataupun sebuah taman romantis yang saya lihat banyak digunakan untuk foto prewed.

Masuk ke area parkir kita akan melihat dua Altar besar outdoor, kemudian disebelah kanan terdapat koperasi yang menjual berbagai pernak-pernik Buddhis, juga obat-obatan tradisional. Berjalan ke arah kanan dari parkiran menaiki tangga terdapat satu bangunan yang dinamakan Aula 1000 Rupang Buddha, dimana sepanjang dinding Aula dipenuhi dengan rupang Buddha berukuran mini, bangga rasanya di Vihara Indonesia ternyata kita juga punya aula seperti ini, karena di negara lain saya sudah pernah melihat aula yang serupa contohnya Buddha Tooth Relic Temple di SIngapore & Vihara Pao Kuang Cu di Taiwan . Jika diperhatikan satu persatu dibawah setiap rupang Buddha tersebut terdapat nama yang diukir saya mengasumsikan nama tersebut adalah nama-nama donatur yang menyumbangkan pembangunan aula tersebut.

Tangga menuju puncak bangunan Vihara

Tangga menuju puncak bangunan Vihara

Aula 1000 Rupang Buddha

Aula 1000 Rupang Buddha

Di sebelah kanan Gedung Aula 1000 rupang Buddha kita akan menemukan Vihara Indah ber-cat putih dengan gaya bangunan khas Thailand, saya ingat 12 tahun lalu baru bangunan Vihara inilah yang berdiri :P. Kita dapat memohon sebuah petunjuk atau wejangan dengan cara mengambil salah satu gelas yang sudah disediakan, dimana semua gelas tersebut sudah di isi coin dengan berat yang sama namun jumlah coin berbeda ( kenapa bisa begitu karena coin-coin tersebut adalah uang logam yang dikumpulkan dari berbagai negara   sehingga memiliki berbagai ukuran dan masa yang berbeda beda ), kemudian sambil berjalan mengelilingi Vihara kita merenungkan apa saja yang kita telah kita lakukan selama ini untuk wadah ke-Tuhan sambil meletakan coin satu persatu pada patta ( mangkuk ) yang sudah disediakan, jangan sampai ada yang terlewat terkecuali coin di gelas memang sudah habis. Setelah anda mengelilingi vihara dan sampai pada patta terakhir anda dapat melihat berapa sisa coin yang masih ada di gelas atau berapa jumlah coin anda yang kurang untuk mengisi patta kemudian ambil kertas wejangan  pada rak yang sudah diberikan nomor dan ambil sesuai dengan jumlah kelebihan atau kekurangan coin anda. Karena punya saya coin-nya lebih satu, maka saya mengambil wejangan dari rak nomor satu wejangan yang saya dapat berbunyi “Tujuan Kehidupan.”

Mengisi Patta dengan coin di sekeliling vihara

Mengisi Patta dengan coin di sekeliling vihara

Spot yang biasa digunakan untuk foto prewed

Spot untuk foto prewed

Selesai memohon wejangan kami naik keatas Vihara, setelah puas berfoto-foto lanjut ke taman romantis yang sempat saya sebutkan sebelumnya :P, tidak jauh dari sana terdapat sebuah gedung lagi dengan Rupang Buddha didepannya, setelah saya perhatikan lagi sepertinya bagian gedung yang saya lihat tersebut adalah bagian belakang karena saya tidak bisa menemukan pintu masuk ha..ha…

Sebelum kembali ke Villa kami sempat membeli cenderamata terlebih dahulu sebagai kenang-kenangan dan obat luka tradisional untuk stock P3K dirumah :P. Setelah jam 12 siang kamipun kembali ke Villa bersiap-siap untuk perjalanan pulang.

CIWALK BANDUNG

Mall berarsitektur open air di Bandung

Mall berarsitektur open air di Bandung

Setelah kembali ke villa kami membagi  group menjadi dua, sebenarnya dikarenakan beberapa anak muda ingin mampir dulu ke ciwalk & cihampelas untuk hang out sedangkan beberapa senior ( bapak dan ibu rumah tangga ) lebih memilih langsung pulang menghindari kemacetan. Akhirnya setelah ijin senior kami berpamitan dan memisahkan diri dalam perjalanan pulang dan menuju cihampelas -ciwalk.

Seperti yang saya duga Jalan di Cihampelas selalu ramai dan dapat ditebak penyebab keramaian tersebut (macet) adalah mobil ber-plat B ( Jakarta) kami adalah salah satunya :)).

Di ciwalk kami hanya menghabiskan waktu sekitar 2 jam saja untuk berkeliling disekitar FO cihampelas & sempat menemukan jacket winter yang cukup bagus untuk  dihadiahkan to my older sister yang sebentar lagi ultah dan kebetulan akhir tahun akan berpergian ke negri sebrang saat musim dingin, dan lagi-lagi aku menemukan topi lucu yang unik hanya seharga Rp.30.000 saja (tidak tahan untuk membeli 🙂 .

Setelah makan sore di solaria dengan menu yang di customize menjadi menu vege kami pulang ke Jakarta. Sebenarnya setiap tahun yayasan kami rutin mengadakan gathering, hanya saja baru kali ini saya pribadi berkesempatan untuk ikut. Memang setiap tahunnya dari sekian banyak aktivis hanya beberapa saja yang dapat meluangkan waktu untuk ikut serta, kalau bukan karena ia harus incharge disalah satu kegiatan yayasan pusat kemungkinan berhalangan karena urusan keluarga atau pekerjaan. Karena itu dapat berkumpul bersama seperti saat ini akan menjadi kenangan yang menyenangkan.

Leave a comment